BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Apa
yang telah disebutkan di atas bahwa salah satu tujuan perusahaan adalah
bagaimana mencapai keuntungan sehingga nantinya dapat meningkatkan
kesejahteraan para pemegang saham. Kemampuan perusahaan untuk mencapai laba ini
sering disebut dengan istilah Profitabilitas. Kemampuan perusahaan untuk
mencapai laba ini merupakan bagian dari kinerja perusahaan. Profitabilitas
adalah kemampuan menghasilkan laba (profit) selama periode tertentu dengan
menggunakan aktiva yang produktif atau modal, baik modal secara keseluruhan
maupun modal sendiri (Van Horn dan Wachowiez, 1997:148-149). Pendapat lain
menyebutkan bahwa profitabilitas perusahaan merupakan salah satu indikator yang
tercakup dalam informasi mengenai kinerja perusahaan jangka panjang. Kinerja
keuangan tersebut dapat dilihat melalui analisis laporan keuangan. Sartono
(2001:119) mendefinisikan profitabilitas sebagai kemampuan perusahaan
memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan, total aktiva produktif maupun modal
sendiri. Rasio profitabilitas ini akan memberikan gambaran tentang tingkat
efektifitas pengelolaan perusahaan. Semakin besar profitabilitas berarti
semakin baik, karena kemakmuran pemilik perusahaan meningkat dengan semakin
besarnya profitabilitas.
Rasio
profitabilitas terdiri atas Profit Margin, Basic Earning Power, Return On
Investmen, dan Return On Equity. Tingkat profitabilitas digunakan sebagai dasar
untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan, hal ini dilakukan mengingat daya
tarik bisnis (business attractiveness) merupakan salah satu indikator penting
dalam persaingan usaha, sedangkan indikator daya tarik bisnis dapat diukur dari
profitabilitas usaha, seperti ROI, ROE dan NPM. Semakin tinggi rasio ini akan menarik
pendatang baru untuk masuk dalam dunia usaha, sehingga pada kondisi persaingan tersebut
akan membuat rate of return cenderung mengarah pada keseimbangan (Gale, 1972). Daya
tarik bisnis yang semakin tinggi akan mendorong pendatang baru untuk masuk
dalam dunia usaha sehingga laba abnormal lambat laun akan kembali menurun
menuju laba normal.
Menentukan
besarnya profitabilitas perusahaan juga dapat menggunakan system du pont. Menurut
Bambang Riyanto, dalam bukunya Dasar-dasar pembelanjaan perusahaan yang sering
disebut sebagai “ Du Pont System” adalah suatu system analisis yang dimaksudkan
untuk menunjukan hubungan antara “ Return On Investment, Assets Turn Over “,
dan “Profit Margin”. ROI adalah rasio keuntungan neto sesudah pajak dengan
jumlah investasi (aktiva) sehingga dalam Du Pont System diperhitungkan juga bunga
dan pajak.
Return
on Invesment dan Du Pont System (ROI) dalam analisis manajemen keuangan,
mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisis keuangan
yang bersifat menyeluruh. Rasio ini mengukur efektivitas perusahaan dengan
keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang akan digunakan untuk operasi
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (Lukman Syamsudin, 1985:56). Semakin
besar nilai ROI berarti suatu perusahaan mempunyai kinerja yang bagus dalam
menghasilkan laba bersih untuk pengembalian total aktiva yang dimiliki sehingga
berpengaruh terhadap harga saham, yaitu harga saham akan naik. Sunariyah (2004)
menyatakan bahwa apabila perusahaan diperkirakan mempunyai prospek yang akan datang,
nilai saham menjadi tinggi.
Return
On Equity dan Du Pont System (ROE) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba bersih untuk pengembalian ekuitas pemegang
saham (Lukman Syamsudin, 1985:56). ROE merupakan rasio keuangan yang digunakan
untuk mengukur tingkat profitabilitas dari ekuitas. Semakin besar hasil ROE
maka kinerja perusahaan semakin baik. Rasio yang meningkat menunjukkan bahwa
kinerja manajemen meningkat dalam mengelola sumber dana pembiayaan operasional secara
efektif untuk menghasilkan laba bersih (profitabilitas meningkat). Jadi dapat
dikatakan bahwa selain memperhatikan efektivitas manajemen dalam mengelola
investasi yang dimiliki perusahaan, investor juga memperhatikan kinerja
manajemen yang mampu mengelola sumber dana pembiayaan operasional secara,
efektif untuk menciptakan laba bersih. Purnomo (1998) dalam Itan dan Syakhroza
(2003) menyatakan bahwa harga saham memiliki kepekaan terhadap perubahan ROE.
Net
Profit Margin (NPM) merupakan rasio yang menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan
menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini
diinterpretasikan juga sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya
perusahaan pada peiode tertentu. Rasio ini membandingkan antara keuntungan
bersih setelah pajak terhadap penjualan bersih. Kalau rasio ini semakin tinggi
berarti menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada
tingkat penjualan tertentu. Apabila rasio ini rendah menunjukkan penjualan yang
terlalu rendah untuk tingkat biaya tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi
untuk penjualan tertentu, atau kombinasi dari kedua hal tersebut. Menurut Dwi
Pastowo (2005 : 97) rasio Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio yang mengukur
rupiah laba yang dihasilkan oleh setiap satu rupiah penjualan. Rasio ini
memberi gambaran laba untuk para pemegang saham sebagai persentase dari
penjualan. Meraih profit yang diharapkan, maka efisiensi mutlak harus dilakukan
oleh setiap perusahaan, tidak terkecuali perusahaan dagang dalam rangka menjaga
kelangsungan usaha maupun meningkatkan daya saing. Secara umum kegiatan perdagangan di Indonesia menunjukkan
perkembangan yang baik, hal tersebut tercermin melalui peningkatan volume usaha,
investasi dan peningkatan efisiensi investasi.
Profitabilitas
perusahan dapat dilihat dari penyajian laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan
gambaran dari suatu perusahaan pada waktu tertentu (biasanya ditunjukkan dalam
periode atau siklus akuntansi), yang menunjukkan kondisi keuangan yang telah
dicapai suatu perusahaan dalam periode tertentu. Dengan kata lain, laporan
keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, yaitu merupakan
suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun
buku yang bersangkutan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca,
laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan
dalam berbagai cara seperti, misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan
arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan
bagian integral dari laporan keuangan. Menurut Munawir (2000:31) “Laporan keuangan
merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan
posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan.”Laporan
keuangan yang telah dianalisis akan menjadi lebih berarti dan dapat dipahami
atau dimengerti oleh berbagai pihak. Salah satu analisis yang dapat digunakan
adalah dengan analisis rasio profitabilitas Bagi pihak pemilik dan manajemen,
tujuan utama analisis ini adalah agar dapat mengetahui posisi keuangan
perusahaan saat ini sekaligus melihat apakah perusahaan dapat mencapai target
laba yang telah direncanakan sebelumnya atau tidak.
Uraian
diatas dapat disimpulkan bahwa setiap perusahaan pasti menginginkan keuntungan
besar dengan jumlah keseluruhan aktiva perusahaan yang ada yaitu dengan cara
meningkatkan return on investment.
Bertitik
tolak dari latarbelakang masalah diatas maka penulis tertarik untuk
melaksanakan penelitian tentang “Analisis Du Pont System Untuk Menetapkan
Kebijaksanaan ROI”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas maka penulis dapat menuliskan permasalahan adalah sebagai
berikut : “Bagaimana cara untuk menetapkan kebijaksanaan ROI pada perusahan
manufaktur untuk mendapatkan keuntungan/?”
1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Ada
pun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Besarnya
tingkat profitabilitas perusahaan.
2.
Tingkat kenaikan ROI yang sesuai dengan
laporan keuangan perusahaan.
1.3.2 Manfaat Penelitian
a.
Manfaat Teoritis
Selain
untuk pengembangan keilmuan, dalam hal ini yang berhubungan dengan bagian ilmu
akuntansi, yaitu manajemen keuangan, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat
digunakan sebagai informasi yang berguna dan dapat dijadikan sebagai refrensi
bagi pihak – pihak yang membutuhkan.
b.
Manfaat Praktis
Dengan
adanya penelitian ini, diharap dapat menjadi bahasa masukan ( input ), atau sebagai bahan
perbandingan, khususnya manajer keuangan didalam merencanakan dan melakukan
investasi pada aktiva tetap seefektif dan
seefisien mungkin, agar perusahaan berjalan lebih baik lagi.